Wednesday, June 16, 2010

Pelajaran dari merobek bantal



mungkin satu bulan yang lalu di tv ada film judulnya Doubt yang mungkin bisa di artikan ragu, cenderung ke takut salah. Di film ini terdapat pastor yang menceritakan dalam kotbahnya, bahwa ada seorang ibu yang meng-gossip kepada temannya, dan saat malam terdapat rasa bersalah di hatinya.. seperti ada tangan besar yang menunjuk padanya. Keesokan harinya, ia menemui seorang pastor dan ia ingin mengaku. Ia bertanya kepada pastor tersebut “Pastor, apakah menggosip itu dosa?” dan pastor tersebut menjawab “ya itu dosa, karena engkau telah mengatakan hal yang tidak benar tentang sesamamu”. Setelah pastor menjawab, perempuan itu berkata “Pastor, aku mau mengaku, bahwa aku telah menggosipkan temanku.”, dan pastor itu berkata “janganlah kamu mengaku dosa mu dulu, pulanglah, ambilah bantal dan pisau, naiklah ke atap rumah mu dan robeklah bantal tersebut, setelah itu kembalilah kemari”.
Dan perempuan tersebut melakukannya, ia pulang, dan mengambil bantal dari kasurnya, juga pisau dari lacinya dan naik ke atap. Ia merobek bantal tersebut, kemudian ia kembali ke gereja untuk mengaku dosa. “Pastor aku telah naik ke atap dan merobek bantal, seperti yang kau suruh” dan pastor itu berkata, “Dan apa yang terjadi?” perempuan itu bingung dan bertanya “Apa maksud anda?”, dengan sabar pastor tersebut menjawab “Apa yang terjadi setelah kamu merobek bantal itu” dan perempuan itu pun menjawab “bulu, bulu dimana-mana”.
“Pulang dan kumpulkanlah semua bulu-bulu yang telah diterbangkan oleh angin itu” pastor itu meminta. “Itu mustahil, mereka semua sudah di terbangkan oleh angin, mustahil untuk mengumpulkannya” jawab perempuan itu dengan segera. “Ya, begitulah gossip” jawab pastor tersebut. Kira-kira begitulah cerita tentang pastor dan perempuan gossip yang saya dapat dati cerita yang diceritakan pastor dalam film Doubt.
Benar saja.. dari cerita tersebut kita bisa memetik beberapa hal.. yang pasti adalah jangan bergossip. Tapi sadar-tidak sadar, apakah anda merasa perlu untuk perempuan tersebut pulang dan merobek bantal? Mungkin sebagian berkata perlu, ya biar perempuan tersebut tau bahwa Gossip itu menyebar dengan cepat, dan tidak dapat ditarik kembali. Atau sebagian mungkin berkata, merobek bantal sebenarnya tidak perlu, toh pastor juga dapat menganalogikannya,. Kan tidak perlu sampai harus merobek bantal.
Tapi saya rasa merobek bantal perlu untuk dilakukan. Itu dilakukan, agar kita ingat, bukan hanya mengerti. Terkadang jika kita hanya di ceritakan proses bantal tersebut di robek, itu hanya akan terngiang untuk beberapa saat, dan setelah itu kita melupakannya. Sedangkan gossip berada di sekitar kita. Itu pilihan kita, apakah kita mau bergossip atau tidak. Tetapi setelah kita merobek bantal tersebut, kita akan terus ingat bahwa Gossip itu cepat menyebar. Jika kita tidak merobek bantal, kita seringkali berulang kali menggosip, melakukan dosa terus-menerus. Keuntungan kita orang Kristen adalah, kita punya Penebus, yang memberikan pengampunan secara GRATIS. Dan itu cenderung membuat kita mengulangi dosa yang sama. Dengan merobek bantal, kita akan terus di ingatkan, ketika kita mau berbuat dosa, kita akan menahan lidah kita secara otomatis, dan tidak melakukan dosa yang sama untuk kedua kalinya. Jadi apakah merobek bantal itu perlu? Ya, untuk mengingatkan kita agar tidak jatuh ke dalam dosa yang sama.

No comments:

Post a Comment